Patah hati lagi ya?
Hancur? Oh tidak tidak. Kurasa aku sudah mempersiapkan ini semua. Saat hatiku
mulai merasa menemukan tempat ternyaman untuk disinggahi ternyata hati itu
telah dimiliki oleh orang lain. Haha! Ini jelas salahku. Kenapa dari awal aku merespon
dia? Padahal dengan sangat aku cuman dijadiin pelarian. Tapi, awalnya aku biasa
aja. Bahkan sampai sekarang pun aku biasa aja. Cuman, seperti ada bagian yang
hilang. Karena kita sama sama saling membutuhkan teman disini. Benar bukan?
Kamu butuh teman untuk kamu ajak kesana kesini. Begitupun aku. Aku juga
membutuhkan teman untuk curhat. Dan dari sinilah, letak salahku. Aku lupa,
kalau kamu hanya menganggapku teman. Teman main. Bukan teman hidup. Jadi saat
kamu pergi begitu saja. Aku terlalu kalut. Sehingga aku belum mempersiapkan
hatiku jika patah untuk kesekian kalinya. Lagi pula, berkat kamu juga aku sudah
bisa menghilangkan traumaku. Bahwa semua yang pergi, akan tetap pergi. Benar
bukan? Aku sudah merasa kehilangan kamu sejak aku mengantarmu pergi ke bandara.
Rasanya benar-benar de javu. Melihat kamu pergi, lalu aku balik badan dan
seperti ada bagian yang patah dalam hatiku. Setelah itu, aku tau. Bahwa aku
memang selalu kalah. Kalah melawan keadaan 😊 teruntuk kamu.
Terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk mengenalmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar