Minggu, 30 September 2012

14 August 2012


Hari itu, sungguh sangat menyenangkan
Aku bisa kembali bertemu denganmu lagi
Pertama, saat aku mencoba melihatmu
Ada yang lain di matamu
Mungkin kau mengira,
Aku takkan datang,
Tapi rupanya, aku datang kan?
Yah, aku datang penuh dengan keraguan
Karena, aku bukan lah bagian dari acara itu
Tapi, kau yang telah mengundangku untuk datang
Sesampainya di tempat itu,
Perasaanku sungguh sangat tak menyangka
Kau, begitu sangat berbeda
Setelah cukup lama aku tak bertemu denganmu
Mungkin, aku sudah terlalu tergila-gila padamu
Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk datang
Hai??
Tak ada sedikitpun kata darimu yang terucap padaku
Kalau saja, waktu itu aku datang lebih cepat
Mungkin, aku bisa lebih lama memandangimu
Tapi, ya sudahlah ..
Semua itu sudah terlanjurr ..

my inspiration :D


          Suatu hari nanti, mungkin kau akan mengetahuinya. Betapa besar rasaku dan asaku terhadapmu ini. Aku akan berjuang sebisa mungkin, hingga kau percaya padaku.. Aku akan tunjukkan padamu suatu hari nanti, dan kau pun akan menyadarinya. Menyesalkah dirimu telah melupakanku ??
Aku tidak menyangka, kita akan dipertemukan secara kondisi seperti ini. Kau dan aku, kita jelas berbeda. Kau ini adalah seorang kakak kelas yang aku sukai, pernahkah kau merasakannya?? Aku selalu menyebut namamu di dalam hati kecilku ini. Pernahkah kau merasakan?? Mungkin iya mungkin tidak, hanya kau yang mengetahuinya. Bagaimana perasaanmu terhadapku pun aku tidak mengetahuinya. Jelas, bagaimana mungkin aku bisa merasakan perasaanmu kepadamu. Sedangkan kau pun, sepertinya tidak terlalu menganggapku. Aku ini siapa?? Adek kelas yang selalu ingin tau kesibukanmu. Yang selalu ingin tau dengan siapa kau sekarang ini?? Menanyakan kabarku pun sepertinya jarang, aku lah yang selalu ingin tau bagaimana kabarmu saat ini. Setiap malam aku selalu membayangkan, bagaimanakah ending dari kisahku ini?? Bisakah aku memilikimu suatu hari nanti?? Bisakah aku menjadi satu-satunya dalam ingatanmu suatu hari nanti?? Bisakah?? Bisakah??
Puisi ini, aku tujukan padamu.. seorang kakak kelas yang telah banyak memberiku inspirasi untuk terus berkaya dan berkarya J
“suatu hari nanti”
Aku tak ingat kapan itu pasti,
Kapan kita dipertemukan
Tapi yang aku ingat,
Saat aku pertama kali melihatmu
Aku lalu jatuh hati kepadamu..
Inikah yg namanya cinta pada pandangan pertama??
Ohh..
Seiring berjalannya waktu,
Aku mulai mengenalmu lebih dekat lagi
Semenjak aku tahu, bahwa kau adalah kakak kelas ku
Aku mulai minta nomer hape, alamat rumahmu, dan sebagainya
Dan aku juga mulai mengetahui apa yang kamu sukai
Perasaanku saat itu memang benar-benar tak karuan
Namun, perlahan…
Aku mulai sakit hati karenamu
Aku juga tidak mengetahuinya
Apa yang membuatku sakit hati
Padahal, yang aku tau hanyalah dia teman sekelasmu
Banyak orang berkata, bahwa dia adalah orang yang paling dekat denganmu
Ahh.. Kak..
Aku menyukaimu,
Aku mengagumi,
Dan aku mengetahuimu lebih dari yang kamu tahu
Ohh.. Kak,
Apakah kau juga mempunyai rasa yang sama terhadapku??
Mungkin iya, mungkin tidak
Suatu hari nanti aku juga akan mengetahuinya
Karena kau yang aku suka..
Terima kasih, selama 2 tahun ini
Kau telah mengijinkanku untuk menyukaimu..
Mungkin hanya ini yang bisa ku ungkapkan kepadamu
Lewat sebuah puisi ini, aku berani untuk mengungkapkan seluruh isi hatiku
Aku sungguh sangat menyukaimu..

Karena Cinta


Pertama saat aku melihatmu
Seakan dunia berhenti berputar
Aku tidak tau mengapa
Apa yang menyebabkanku, untuk menyukaimu
Aku juga tidak tau mengapa
Saat kau menyakitiku
Tapi aku, masih saja tetap menyukaimu
Mungkinkah ini??
Terkadang, aku bisa tergila-gila padamu
Terkadang juga, aku bisa menangis karenamu
Cinta??
Apa itu??
Memang sangat membingungkan,
Kadang bisa tersenyum karena cinta
Kadang juga bisa menangis karena cinta
Yeah..
Semua itu memang karena cinta
Cinta yang telah membuat ku menjadi begini

"kecewa"


Setaun sudah aku menantimu
Menanti sebuah harapan yang semu
Ketika itu, kau berjanji padaku
Kau bilang, kau akan menungguku
Setaun lagi      
Tapi kini, ternyata
Kita bertemu kembali saat kau sudah ada yang memiliki
Kau tahu? Betapa hancurnya hati ku ini??
Aku hampir bosan menunggumu
Menunggu yang tak pasti,
Tapi aku akan tetap menanti
Hingga akhirnya kau menghianati janji yg kau ucapkan sendiri itu
Ohh..
Asal kau tahu?
Sakit, kecewa, hati ku ini
Tega sekali kau ini
Aku sungguh hampir gila karenamu
Tapi apa? Apa?
Sungguh pahit kenyataan ini..

Selasa, 18 September 2012

tak seperti yang ku inginkan


          Bukan ini yang aku inginkan.. disaat kita sedang bersama, dia selalu datang.. mengganggu hubungan kita..
          “nin, sori aku ada acara lagi, gak papa kan kalo di cancel?” Tanya Igo berharap-harap cemas.
          “sama adek kelas itu ya? Oh iya aku tau kok, ya udah semoga lancar ya?” jawab Nina bermaksud menyindir si Igo.
          “serius, kamu gak akan marah kan?” Tanya Igo meyakinkan Nina
          “jelas aku marah lah Go, mana ada sih yang rela pacarnya di pinjem.. ha??” batin Nina sambil melihat kearah Igo.
          “enggak kok Go, kamu jalan aja sama Vina dia lagi butuh kamu.. sampein salam ku ya??” kata Nina dengan perasaan sangat tidak rela. Akhirnya, Nina pun ngerelain pacar pertamanya si Igo untuk jalan bareng sama Vina sang adek kelas yang sekarang lagi sakit kronis.
          “Vina masuk rumah sakit lagi Nin, say sorry banget kali ini” permohonan Igo ke Nina.
          “o gitu,” jawab Nina datar tanpa ekspresi
          “Nin, aku minta maaf banget.. Vina sekarang masuk rumah sakit lagi. Kamu gak marah kan?” kata Igo. Setiap hari Igo selalu minta maaf ke Nina.. sampai dihari itu, Nina udah bener-bener gak bisa sabar, dia marah besar sama Igo. Bayangin aja chin, pacar kamu udah janji mau ngajak jalan, eh malah cowok kamu itu ngebatalin demi seorang yang baru aja di kenal. Sakit? Mungkin sangat. Yah itu yang di alami Nina, rasanya udah ada di puncak. Sakit, sakit sekali..
          “Go?? kamu kenapa katanya kemaren mau pulang bareng, kenapa ninggal aku” bisikku lirih ke telinga Igo memulai pembicaraan di taman sekolah.
          “Nina, sorry ya. Kemaren aku di kabari gitu sama tante Melda kalo Vina jatuh dari tangga” jelas Igo dengan penuh penyesalan.
          “Igo.. dia cuman asal-asalan aja supaya kamu dateng kesana terus dapet perhatian dari kamu. Nyadar gak sih Go, aku ini pacar kamu.. pacar kamu yang baru kamu tembak 3 bulan yang lalu. “ jelas Nina panjang lebar ke Igo.
          “Nina, kok kamu nadanya gitu? Kamu marah? Cemburu?”
          “jelas aku marah Igo sayang, kamu gimana sih? Pacar kamu deket sama orang laen apa kamu gak marah? Gak cemburu gitu? Anehh” penuturan Nina lebih tegas lagi.
          “Nina, aku tau. Tapi aku nglakuin itu semua cuman terpaksa, karena mamanya dia yang nyuruh aku. Kalo karena aku gak terpaksa, aku juga gak mau sayang” jelas Igo. Dan ternyata, di taman itu si Vina ngeliat pembicaraan kita berdua yup alias Vina nguping.
          “jadi selama ini kak Igo terpaksa nglakuin itu semua karena disuruh mamaku??” Tanya Vina panic yang muncul dari belakang
          “iya, Igo terpaksa ngelakuin itu semua karena mama kamu maksa PACAR aku supaya mau nemenin hari-hari terakhirmu” jawab Nina dengan nada meninggi.
          “bicara pelan-pelan bisa kan yang? Gak perlu gitu” goda Igo.
          “gak usah panggil aku sayang2an mulai sekarang Go. Kita end” kata Nina dengan tegasnya.
          “Nina, kamu jangan gitu.. jangan terlalu egois” teriak Igo di taman. Disaat Igo mau ngejar Nina, nah tuh keduluan sama si Vina dia ambruk di tempat alias pingsan.. yaya, lagi-lagi penyakitnya itu dateng lagi..
          di kelas, temen semua pada ngomongin masalah Nina, Igo, dengan Vina di taman sekolah tadi. Singkat ceritanya, tapi jadi heboh satu sekolah.
          “Ninaa, kamu apasin si Vina? Tadi dia pingsan kan di taman.. kok kamu gitu sih? Jahat banget” kata Reno sambil memperhatikan Nina lekat-lekat.
          “Reno.. kamu jangan mentang-mentang sahabatnya Igo ya, ajadi kamu belain si Igo itu. Kalo gak tau jalan ceritanya mendingan diem aja deh, ga usah ikut beragumentasi” jelas Nina panjang lebar ke Reno dengan lirikan super dahsyat.
          Bel tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajarpun berbunyi dengan kerasnya. Hari itu, Nina ngerasa ada yang beda di hidupnya. 3 bulan yang lalu sebelum ada si Vina, Igo selalu nganterin Nina pulang ke rumah ataupun kemanapun Nina pergi, tapi kini segalanya sudah berubah 180 derajat, 360 derajat malahan.
          Satu bulan berlalu tanpa Igo, tiba-tiba saja Igo muncul kembali melalui sebuah pesan singkat elektronik alias SMS. Yang intinya, dia minta ketemuan di salah satu rumah sakit dimana Vina juga berada di tempat itu. Ada sebuah tanda Tanya besar yang ada di hati Nina. Maksud dari semua ini apa??
          “Nin, aku tunggu di taman rumah sakit …” sms Igo menyebutkan salah satu nama rumah sakit ternama. Setelah mendapat sebuah sms dari Igo itupun Nina masih bingung, antara dateng atau enggak? Setengah jam pun berlalu begitu cepat, tanpa di sadari Nina kini sedang melangkah menuju kearah taman yang di maksud Igo tadi.
          “Igo” sapa Nina dengan ringan
          “Nina, kamu udah dateng ya?”
          “kamu mau bilang apa? Sepertinya serius, dan kenapa tempatnya di taman rumah sakit ini apa gak ada yang lebih gimana gitu” kata Nina panjang lebar
          “oke, maaf ya sebelumnya kenapa aku ngajakin kamu ketemuan di tempat seperti ini mungkin kamu bertanya-tanya.. tapi ini memang alasannya kenapa aku milih ketemuan di taman ini” perlahan suara Igo makin melembut
          “kenapa?” tanyaku penasaran
          ”masih inget kan kejadian beberapa bulan yang lalu? Saat hubungan kita belum kandas, dan saat Vina masih mengganggu kita”
          “ada apa dengan Vina?” tanyaku pelan
          “ternyata…” jawab nya
          “ternyata Vina itu adek kandung aku.. kita beda ibu, tapi satu ayah” penuturan Igo dengan sangat lirih nyaris tak terdengar
          “maksud kamu? Kamu dan Vina kakak beradek gitu? Se ayah beda ibu. Ya ampun Igo, kenapa gak bilang dari dulu ” Tanya Nina kaget seolah masih tak peracaya akan keadaan yang di bilang Igo barusan.
          “iya Nin, aku tau setelah kita putus. Semenjak itu aku mulai mikir, akhirnya aku cari tahu. Dan ternyata itu faktanya. Papaku nikah lag setelah aku lulus SD” jelas Igo ke Nina.
          “Nin, soal penyakit yang diderita Vina kamu tau kan?”
          “aku tahu, kenapa emang?”
          “Vina cuman punya ginjal 1 dan itu pun enggak berfungsi dengan baik”
          “terus, jangan bilang kalo kamu mau …”
          “iya Nin, aku mau ndonorin ginjal aku ini buat adek aku, aku gak tega ngeliat tiap kali Vina ambruk di tempat alias pingsan” tutur Igo ke Nina
          “tapi Go, beberapa minggu itu kamu ikut UN sayang kan kalo di lewatkan gitu aja?”
           “aku tahu Nin, tapi masa depan adek aku lebih panjang lagi Nin.. dia baru masuk kelas 1 SMA sayang kalo dia mupus harapannya itu”
          “Go, jangan. Pliss, jujur ya aku masih butuh kamu”
          “Nina, akupun juga. Tapi ini demi Vina adek kandung aku satu2nya”
          “untuk itu, doain ya Nin, semoga ntar malem operasinya berjalan lancaarr” sambung Igo lagi, lalu mulai berdiri
          “aminnnnnnnnnnnnnn... Igo, say sorry banget ya aku” kata Nina perlahan
          “gapapa, Nin.. succes buat hari-hari esok ya, sampein salam ku ya buat teman-teman seperjuangan XII IPA 3..” kata Igo sambil mengelus rambut Nina yang tergerai panjang itu
          “tapi Go, kok kamu ngomongnya gitu sih. Kayak kita udah mau berpisah aja”
          “enggak kok, aku cuman persiapan aja semoga operasinya lancar tanpa ada halangan apapun”
          “Igooooo, aku sayang kamu”      
          “aku juga Nina” kata Igo lalu mencium pipi Nina itu
          “aku pergi duluan ya Nina sayang, bye bye sampe jumpa lagi” kata Igo sambil melambaikan tangan nya ke udara itu. Lalu, Igopun pergi ninggalin Nina sendirian di taman itu. Semuanya, Nina masih gak percaya. Ternyata Igo, masih sayang sama Nina. Ninapun demikian, tapi Igo lebih sayang sama Vina, yah karena dia adek kandung satu-satunya. Langit pun mulai berwarna abu2, menandakkan sebentar lagi akan turun hujan. Nina pun pulang ke rumah.
          Di jalan, Nina masih mikir perkataan Igo tadi. Kenapa dia bilang gitu ke Nina? Seolah2 dia bakalan pergi untuk selama2nya. Ternyata eh ternyata, pagi itu adalah hari Rabu. Waktunya ujian praktek untuk kelas XII. Sampai jam 8 pagi, Igo pun belum menampakkan wujudnya di sekolah. Nina ngerti, mungkin Igo masih sakit dan mungkin di rawat di rumah sakit untuk beberapa hari kedepan. Tapi rasanya aneh, gak biasanya Nina ngerasa gak tenang dalam batinnya.. Ternyata bener, pukul 9 pagi saat semua anak kelas XII dengan khusuk melaksanakan ujian prkatek di sekolah. Tiba2, bunyi speaker dari sekolah yang isinya pemberitauan lelayu..
          “diberitahukan kepada seluruh siswa, khususnya kelas XII bahwasannya telah meninggal dengan tenang, Igo Adriansyah kelas XII IPA 3 dikarenakan telah terjadi kegagalan pada operasi ginjal tadi malam di rumah sakit …” menyebutkan salah satu nama rumah sakit ternama di daerah Nina.
          “Igo? Ha?” tanyaku tak percaya, seakan dunia ini berhenti berputar alias kiamat.
          “Nina, mantan kamu kenapa?” Tanya Reno sambil memegang pundak Nina dengan kerasnya.
          “Reno, aku gatau, tapi yang jelas kemaren dia kayak ngucapin kata2 perpisahan gitu.” jawab Nina, dan air matapun mulai menetes jatuh di pipi Nina yang halus itu.
          “Igooooooooooooooooooooooooo………” teriak Nina histeriss
Nina pun hanya terdiam terpaku, menangis dan menangis. Nina gak nyangka, dan gak akan pernah nyangka kalo orang yang jadi pacar pertamanya itu udah tiada alias pergi untuk selam-lamanya. Padahal beberapa bulan yang lalu Nina mutusin Igo.
          “kak Nina, jangan sedih gitu. Kak Igo gak bisa tenang ntar disana” kata Vina yang muncul dari belakangku.
          “Vina..” jawab Nina lalu meluk dia..
          “maafin kakak ya Vin, selama ini udaha salah paham”
          “kakakakk.. jangan nangis gitu, penyesalan itu emang selalu dateng di akhir..”
          “aku masih gak percaya Vin, kakak kamu pergi secepet itu.”
          “iya kak, udah lah. Ga usah terlalu sedih gitu. Kasihan kak Igo” beberapa menit kemudian jenasah Igo akan dimakamkan di pemakaman umum yang dekat dengan rumah Igo. Sebenernya, Nina gak mau ikut sampe kesana. Takut, gak bisa nahan air mata yang keluar, dan juga karena Nina belum bisa ikhlas, kalo Igo bener-bener udah pergi untuk selama-lamanya. Tapi karena Vina ngajakin, akhirnya Ninapun menerima ajakan adik Igo itu. Saat jenasah Igo mulai dimasukkan kedalam liang lahat, rasanya hati Nina campur aduk, ada manis, pahit, asin, pokoknya campur aduk gak karuan. Masih susah untuk ngelerain itu semua. Saat jenasah Igo sudah dikebumikan, dan bunga-bunga sudah bertaburan di sekitar kuburan Igo, rasanya sedih sekali. Masih tidak percaya, orang yang selama beberapa bulan ini ngisi hari-hari Nina menjadi lebih berwarna. Sekarang, udah ninggalin Nina untuk selama-lamanya. Nina juga masih gak bisa percaya, batu nisan itu bertuliskan nama Igo Adriansyah. Sekitar 15 menit Nina berada di kuburan Igo, Reno pun ngajak Nina untuk balik ke rumah. Yah, Nina pun lalu pulang ke rumah bareng Reno. Didalem mobil Reno, gak henti2nya nangis, ternyata itu terakhir kalinya Nina bisa ngeliat mata Igo yang cerah berbinar, terakhir kali ngerasain Igo nyium pipi Nina untuk pertama kalinya, terakhir kali Igo membelai rambut panjang Nina yang indah.. yah, itu untuk terakhir kalinya~ hohoho…
          “kamu kenapa sih Nin? Kayak gak semangat gitu? Jangan berlarut2 dalam kesedihan, ingat ya”
          “meskipun dia udah jadi mantan ku yang pertama, rasanya berat banget Ren.. karena aku masih sayang Igo.. aku masih gak percaya, dan gak percaya, dia bakalan pergi secepet itu untuk selama-lamanya” tutur Nina ke Reno
          “tapi Nin, kalo kamu sedih mulu Igo gak bakalan bisa lega di alam sana. Inget Nin, 1 minggu lagi kita bakalan UN.. kamu mau kan dapet nilai bagus?? Supaya Igo bangga ngeliat kamu, yah meskipun itu dari dunia yang berbeda.”
          “kamu itu dikit2 mirip Igo ya? Kata2 kamu persis sama yang pernah di ucapin Igo”
          “aku kan sahabat seperjuangan Igo, SD SMP Nin maklum deh ya..” perjalanan dari rumah Igo ke rumah Nina kayaknya gak terlalu lama, 20 menit aja udah sampe.
          “makasih ya Ren, kamu udah nemenin aku + nganter pulang juga..”
          “sama-sama Nin, inget ya jangan terlarut2 dalam kesedihan. Aku pulang dulu ya” akhirnya, Reno pun pulang. Dan Nina masuk ke dalem rumah, di rumah ternyata sepi kaga ada orang. Nina takut sendirian, biasanya ada Igo yang selalu dateng di saat Nina kesepian. Tapi sekarang, mungkin dia lagi njagain Nina dari dunia lain. Di kamar, Nina pun cuman bisa inget2 saat indah waktu Nina masih pacaran sama Igo. Manis banget, untuk pertama kalinya itu, Igo nembak Nina setelah 2 tahun kita berada dalam 1 kelas. Foto2 di hape, laptop, masih tersimpan dengan rapi kenangan antara Igo dan Nina. Dan dimalam yang kesepian itu, cuman lagu milik kerispatih yang berjudul mengenangmu yang nemenin Nina di malam itu.
          1 minggu pun berlalu dengan cepatnya, kini adalah hari pertama mengikuti ujian sekolah berstandar nasional SMA. Sayang, Igo udah gak ada. Biasanya pagi2 bener dia nelfon Nina untuk bangun sholat lalu belajar pagi. Tapi kini, dia udah ada di dunia lain. Hari pertama mengikuti ujian nasional rasanya biasa aja alias datar. Hari kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya biasa aja. Gak ada yang istimewa lagi semenjak Igo gak ada.
          2 bulan berlalu begitu lama, mungkin karena udah gak ada Igo kali ya? Hmmmhh.. mungkin, hari itu adalah hari Sabtu, pengumuman sekaligus perpisahan untuk anak-anak kelas XII. Rasanya dag dig dug sekali, lulus atau tidak? Pukul 7 pagi, Nina pun berangkat bersama mamanya menggunakan Honda jazz berwarna merah itu.
“Nin, dapet nilai berapa kamu?” Tanya mama
“gatau lah ma, liat aja entar..” jawabku dengan ekspresi datar
“mama tau, kamu masih sedih soal Igo ya? Udah Nin, bangkit ayo bangkit. Igo masa lalumu. Lupakan masa lalu itu untuk beranjak ke masa depanmu.” Jelas mama panjang lebar. Di pagi itu, nampaknya mama antusias banget ngomongin Igo. Padahal Igo nya udah gak ada, hii serem deh.
“ya udah yok ma, berangkat” akhirnya kami pun berangkat menuju ke sekolah. Sampai di sekolah rupanya, semua sudah datang dan memenuhi kursi yang ada di lapangan basket itu. Kebetulan aku duduk di samping Reno, sahabat Igo dulu.
          Acarapun dimulai, semua tampak antusias menunggu saat2 pembacaan rangking 1 sampaidengan 10. Alias, yang masuk 10 besar itu siapa aja. Jam sekolah sudah menunjukkan pukul 9.00 am. Waktunya pembacaan hasil UN yang di laksanakan 2 bulan yang lalu.
“rangking 10 Elisa Sastra dengan jumlah nilai 56.75, rangking 9 di raih oleh blabla bla dengan nilai blablabla.. begitu seterusnya, hingga kini saatnya siapa yang berhasil meraih nilai tertinggi sesekolah ini” kemudian dibacakan hasilnya, dan ternyata Alnina Cheiryla yang mendapat peringkat pertama dengan jumlah nilai 59.85.. nyaris sempurna, mungkin karena salah di mana gitu ya? Semua orang memberiku ucapan selamat, tak terkecuali mama. Dia lah orang pertama yang mengacungkan 2 jempolnya di udara secara bersamaan. Thank’s ma.. acara graduation tampaknya sangatlah berkesan, sayang Igo gak ada. Igo cuman bisa liat dari dunia lain, dunia yang berbeda dengan kita ini. Oh Igo, ini aku tunjukkan kepadamu bahwa aku bisa.. tersenyumlah bangga di dunia sana. Setelah itu, aku dan mama pun pulang kembali ke rumah. Papa rupanya sangat menunggu-nunggu hasil kerja kerasku selama 3 tahun ini. Dan terbukti, papa lalu memberiku sebuah hadiah. Merekomendasikanku menjadi salah satu mahasiswi fakultas kedokteran di universitas papa. Tanpa test sobat, amannn… thank’s god J