Andai …
Karya Bella Kirana
“seandainya waktu dapat kuputar kembali,
mungkin aku tak akan melewatkan kesempatan itu sedetik pun”
Mentari mulai muncul dari ufuk timur
untuk menerangi kota Jogja yang sedang bermusim penghujan. Aku terbangun dari
mimpi yang telah menghiasi tidurku selama malam hari. Lalu, ku coba meraih
hapeku yang berdering dengan suara lagu milik EXO-K yang berjudul MAMA.. aku
tahu itu hanyalah sebuah nada yang artinya membangunkan ku pergi menghadap sang
Ilahi untuk beberapa saat. Ternyata setelah itu Dita mengirimkan sebuah pesan
singkat yang berbunyi “Dir, kalo jam setengah 7 belum dateng ke rumahku, aku
tinggal ya soalnya aku mau berangkat jam 7 kurang” katanya. Langsung saja aku
balas begini “Oke Dit, aku pake baju apa ya entar?” balasku. Selang beberapa
menit Dita pun membalas sms ku. Dan kami akhirnya smsan.
Singkat cerita, ternyata waktu sudah
menunjukkan pukul 06.00 pagi tepat. Aku langsung bergegas menuju ke dalam kamar
mandi yang letaknya tak jauh dari kamarku. Aku lalu mandi. Setelah itu, aku
persiapkan semua yang hendak aku bawa nanti. Entah itu laptop, komik tentang
doraemon, mukena, dan tentunya hape. Pukul setengah tujuh kurang sedikit pun
aku berangkat menuju ke arah rumah Dita yang letaknya tak jauh dari sekolahku.
Aku diantar oleh Ibuku. Sesampainya di rumah Dita..
“Dir, ibu langsungan aja ya.. Oke Dita,
success ya.. tolong Dira diawasin..”
pesan ibuku pada Dita..
“yelah, ibu.. okeoke..” jawabku.. lalu
ibu ku pun pergi. selang beberapa menit, aku dan Dita pun mulai berjalan
menggunakan mobil Dita yang disetir oleh ayahnya Dita. Di dalam mobil ada aku,
Dita, Ayah Dita, dan juga Eri adek Dita. Di dalam mobil aku dengan Dita tak
henti-hentinya bercakap-cakap ria. Membicarakan hal yang sebenarnya tidak
penting untuk dibicarakan.. yaa, kami membicarakan tentang buku novel Dita yang
berjudul “SUPERJUNIOR SECRET” berisi
semua fakta tentang member SUPERJUNIOR..
yeeaa, Dita adalah ELF baru diantara
aku dan Inda.
Sampai di POM BENSIN terdekat ternyata
Rifki juga menebeng. Alasan Rifki
menebeng itu yang menjadi pertanyaan bagiku, dan rupanya Rifki belum tau dimana
letak SMAN3YK. Yaa, aku maklumi saja..
“weh, Ki? Kamu gak tau dimana
PADMANABA??” tanyaku serius memojoki Rifki yang duduk di belakangku.
“letaknya Dir, kurang pasti” jawabnya
santai sambil membolak-balik buku modul matematikanya dari tempat dimana ia
LES.
“waaa, parah deh kamu..” kataku sambil
melihatnya membolak-balik bukunya itu.
Ternyata jalanan kota Yogyakarta di waktu
pagi hari tidak seramai pada jam-jam 4 atau menjelang magrib itu ya? ku lihat
itu dari kaca dalam mobil milik Dita yang melewati jalanan dengan kecepatan
80km/jam. Pelan memang, karena jalanan tidak macet saat sore hari atau pun
menjelang magrib.
Satu persatu lampu merah pun terlewati,
kini sampailah aku, Dita, dan Rifki di SMAN3YK. Setelah itu kami pun turun dari
mobil milik Dita yang bermerk Avanza dengan warna coklat muda itu.
“Dir, Petra udah nunggu di gerbang
depan.. ayok cepet kesana” kata Dita lalu menarik tanganku. Belum sempat aku
menjawab ajakan Dita tanganku langsung ditarik olehnya. Rifki pun juga
mengikuti aku dan Dita. Saat hendak ingin memasuki SMA itu, entah mengapa ada
hal aneh yang aku rasakan. Pertama, tanganku gemeteran, kaki serasa tak ingin
melangkah, detak jantung yang berdegup dengan kencangnya dan satu lagi aliran
darah yang naik turun tak menentu.. yeaa, terkesan berlebihan mungkin, tapi itu
memang yang aku rasakan saat itu ketika aku hendak masuk ke dalam SMA itu lewat
pintu gerbang depan.
Setelah melewati pintu gerbang, aku
bertemu dengan teman-teman Dita sewaktu dia lomba dulu. Dita memperkenalkan
satu-persatu kepadaku.
“Hai, Sasha.. kamu ikut o? sama siapa?
Oohh gitu, dari sekolahmu ngirim berapa orang?” yaa, begitulah kiranya
pertanyaan Dita yang selalu ia lontarkan ketika bertemu dengan kawan nya
sewaktu lomba dulu. Tak lain dengan Rifki, mungkin ia juga melontarkan
kata-kata yang sama seperti Dita.
Singkat cerita, lalu aku, Dita, Rifki,
dan Petra pun mulai memasuki dalam nya SMA
itu. Ternyata, pertama aku di perlihatkan oleh sebuah 2 lemari besar
yang berisi beberapa piala yang waahh sekali. Beberapa kejuaraan yang telah
berhasil diperebutkan oleh SMA ini. Aku pun hanya bisa terkagum-kagum dalam
hati. Setelah melewati itu, lalu ruangan selanjutnya adalah ruang aula. Kami
juga disambut dengan suara gendang, saron, dan yang lainnya yang dibunyikan
oleh siswa-siswi SMA itu. Ruang aula yang besar dan nyaman sekali yang aku
rasakan. Selanjutnya kami menuju ke arah lapangan tengah SMAN3YK. Disana ada
pohon besar yang cukup rindang dan teduh sekali. Di lapangan tengah sementara
Dita, Rifki, dan Petra mengurusi masalah daftar ulang untuk lomba. Aku pun
hanya terdiam memperhatikan seluk beluk yang masih bisa dijangkau olehku. Setelah
selesai mengurus itu, para peserta lomba mulai memasuki ruangan kelas yang
telah disiapkan oleh panitia. Yaa, sayang sekali aku tidak mengikuti lomba itu.
Padahal menang gak menang udah dapet piagam.
Akhirnya Dita, Rifki, dan Petra pun
masuk ke dalam ruangan kelas D bersama peserta dari sekolah yang lain.
“oke, Dira sabar ya.. 2 jam nunggu
aku.. baca novelku aja biar gak bosen” kata Dita lalu pergi. yaa, sembari
menunggu Dita 2 jam lomba aku pun membaca sebuah novel milik Dita yang berjudul
“SUPERJUNIOR SECRET” yang berisi tentang kumpulan fakta, hal atau
apapun yang berkaitan dengan SUPER JUNIOR.
Aku membaca novel itu di bawah pohon yang cukup rindang dan ditemani oleh
semilir angin yang terkadang membikin perutku berbunyi.. 2 jam bukan lah waktu
yang cepat bila hanya digunakan untuk menunggu seseorang lomba. Apalagi itu
ditemani oleh sebuah novel, yang aku sendiri saja tidak suka membaca novel.
Tapi, bagaimana lagi? Akhirnya dalam waktu satu setengah jam novel milik Dita
yang setebal 280 halaman selesai terbaca olehku. Hebatnya, setelah membaca
novel milik Dita itu selesai. Aku lalu membuka komik ku yang bercerita tentang
petualangan doraemon. Kubaca itu juga sampai akhirnya lombapun telah selesai
untuk dilaksanakan.
Keluar dari ruangan lomba, ekspresi
Dita, Rifki, dan Petra terkesan aneh. Gak fresh
waktu kayak tadi pagi.
“gimana nih Dit, lombanya?” tanyaku
penasaran ke Dita
“gatau deh Dir, aku pesimis” jawab Dita
lemes
“santai Dit, balik modal wis kita..” tambah Rifki. Petra hanya terdiam
saja, yeaa bagaimana lagi. Aku dan Petra beda kelas, dia Che aku Bhe.
Pengumuman hasil lomba ternyata pukul
13.00 tepat, aku pun menunggu sambil mereka bertiga menghabiskan sebuah nasi
kotak yang berisi ayam goreng dan beberapa sayuran.
“Dir, ambil aja minumku aku gak suka e.
pake ini gih” kata Dita sambil menyerahkan kartu pesertanya itu.
“oke” jawabku, lalu pergi menuju tempat
mengambil minuman itu.
Ternyata, waktu 2 jam untuk menunggu
hasil pengumuman memang tak terasa cepat. Dita terlihat gelisah. Sangat
gelisah.
“Dir, pulang aja lah yok.. aku udah
pesimis e, kalah.. tadi juga ada 37 yang belum dijawab.. aaa~ ke gramed aja
yokk” kata Dita sambil merengek-rengek
“yelah Dita, kalo masuk semifinal
gimana? Gugur gak asik kan? Tunggu aku sekalian sholat dhuhur disini lah..
oke??” jawabku mencoba menenangkan Dita.
“wis
to Dit, paling gak ki kita dapet flashdisk nya itu.” Tambah Rifki. Kami pun
bercakap-cakap ditengah para peserta yang lain yang sedang memperhatikan penjelasan
dari salah satu siswa SMAN3YK. Sembari menunggu hasil pengumuman yang
membosankan, kami pun mencoba melangkahkan kaki menuju ke ruang-ruang yang bisa
di lewati. Akhirnya kami pun berhenti di depan ruang bimbingan konseling
SMAN3YK atau yang biasa disebut ruang BK. Disana rupanya ada sebuah computer
yang bisa digunakan oleh siapapun selama dia bisa menggunakannya.. Rifki pun
lalu menggunakannya, dan aku bersama Dita dan Petra duduk di kursi sebelahnya.
Lalu, ku buka laptop ku yang berukuran 14inci tersebut. Mencoba mencari sinyal wifi yang ada disekitar ruangan itu. Ternyata ada,
banyak sekali.. Dan masalah koneksi, tak perlu diragukan lagi, cepat sekali. Dan
kami pun akhirnya berinternetan ria. Rifki bersama computer itu, aku dengan
laptop ku, Dita dengan hape E63 nya, dan Petra dengan hape X2 nya.
Tak terasa, waktu sudah menunjukka
pukul 12.30 WIB sudah lewat waktu sholat Dhuhur. Aku dan Rifki pun bergegas
menuju ke arah masjid SMAN3YK yang bernama masjid AN-NUR seperti nama masjid SD
ku 2 tahun yang lalu. Rupanya, PADMANABA sedang kekurangan debit air, jadinya
aku dan Rifki berwudhu sesegera mungkin sebelum tidak ada air yang mengalir. Mulai
memasuki ruangan masjid itu, terasa sangat damai memang, tenang dan sejuk.
Mungkin karena itu rumah Allah atau memang sehabis berwudhu. Setelah itu, aku
dan Rifki pun sholat dhuhur bersama. Selesai sholat, aku lalu memohon supaya esok
aku bisa bersekolah disini *amiinn*.
Dita dan Petra ternyata masih disitu
setia dengan hape nya masing-masing. Dan pengumuman akan segera dibacakan oleh
panitia. Saat pengumuman, kami pun mendekat kearah panggung yang berada di tengah
lapangan itu.
“oke, adek-adek disini saya akan
membacakan 9 kelompok yang akan maju ke babak semifinal nanti. Didengerin
baik-baik ya” kata salah satu panitia acara lomba itu.
“ahh…” kata Dita
“kelompok 9 dari SMPN bla..bla..bla..
dan kelompok pertama yang berhasil menuju ke babak semifinal adalah dari
SMPN5YK..” teriak suara panitia itu membacakan hasil pengumuman. Dita pun
tertunduk lesu, sepertinya Dita marah pada Rifki karena Rifki berambisi untuk
maju ke babak semifinal, tapi ternyata…
“hhooo, iya kan Ki.. ahh, gara-gara
kamu waktu ku mau ke gramed mundur kan?? Ahhh” kata Dita dengan ekspresi kesal
pada Rifki
“eee Dit, aku pulang dulu yaa” kata
Petra, lalu pergi meninggalkan aku, Dita dan Rifki yang masih berada di
lapangan tengah itu.
“sorry Dit, lha aku gak tau kalo yang
dari Surakarta itu ikut.. yang dari Cilacap juga ikut” jelas Rifki sambil
meminta maaf pada Dita.
“aahh, yowes lah.. yok Dir, ke gramed” jawab Dita lalu pergi meninggalkan
Rifki sendirian. Lalu, aku dan Dita pun menuju ke arah toko buku gramedia yang
letaknya tak jauh dari SMAN3YK. Sepanjang jalan memang, tak henti-hentinya Dita
menggerutu tentang Rifki tadi. Seharusnya ia tadi tak mengikuti perkataan Rifki
untuk menunggu hasil pengumuman itu yang ternyata membuat Dita kecewa.
“kita ke gramed dulu apa mau ke
Mr.Burger dulu Dir??” Tanya Dita kepadaku.
“ke Mr.Burger dulu dah ya.. aku laper
e, habis tuh kan ntar kita milih-milih bukunya dengan perut kenyang” jawabku
sambil memegangi perutku yang dari tadi berbunyi suara gendang, untung saja tak
ada yang mendengarnya. Sesampainya di tempat, Dita yang memesan makanan yaitu
burger dan aku minumannya. Setelah makanan dan minuman datang, ternyata hapeku
berdering dengan kerasnya ketika aku hendak memasukkan sebuah burger kedalam
mulutku. Ternyata itu adalah panggilan dari Rifki.
“hallo Ki, ada apa? Kenapa?” Tanya Dita
nerocos
“kita juara 7/6 Dit, maju ke semifinal.
Kamu dimana? Gek kesini” jawab Rifki
melalui suara telepon. Lalu setelah menerima pernyataan dari Rifki, aku dan
Dita pun kembali bergegas menuju ke SMAN3YK. Belum sempat memakan burger itu,
akhirnya pun dibungkus.
“iya kan Dir, aku kalo feel menang ya menang tapi kalo kalah ya
kalah.. tadi juga, aku ada feel
menang tapi kok.. weh weh weh..” kata Dita dengan cerianya sepanjang jalan
trotoar.
“waa, Petra udah pulang ya? ehh Dir,
cepetan dikit yok..” ajak Dita.
Sesampainya kembali di PADMANABA, Dita
langsung bergegas menuju ke papan pengumuman bersama Rifki dan aku hanya duduk
saja. Selesai itu, entah mengapa saat menghampiriku ekspresi Dita berubah 180
derajat dari sebelumnya.
“ashhh, Rifki.. makannya diliat dulu
yang bener, yang pasti.. jangan gegabah dulu..” kata Dita dengan sinis
“iya Dit, maaf.. tak kira yang diambil
nilai yang sebelum dikurangi kita juara 7/6 ternyata pake yang dikurangi..”
jawab Rifki dengan perasaan bersalah.. berselang beberapa menit Dita dan Rifki
berdebat, terdengar suara microphone dari panggung.
“dek.. maaf tadi pengumannya salah, dan
ini akan saya bacakan hasil perhitungan yang benar.. juara 1 adalah
bla…bla..bla.. juara 7 ada Avrilia Dita Swastikawati ….” Kata salah seorang
panitia yang mengumumkan hasilnya itu.
“wehh wehh wehh, itu.. itu.. itu namaku
Dir disebut.. waaaaaaaaaaaa~” teriak Dita padaku dan Rifki
“iya to Dit, wahh.. Petra udah pulang” jawab Rifki.
“yeee..selamat yaa.. aku nunggu lagi”
tambahku
“lalalala, oke Dira. Kamu nunggu disini
aja ya.. byee” kata Dita lalu pergi menuju ruangan yang akan digunakan untuk
semifinal bersama Rifki.
Aku pun akhirnya menunggu Dita dan
Rifki lagi. Kali ini, aku sempatkan untuk membuka laptop ku untuk
berinternetan, ternyata berhasil. Sampai panas mataku dan juga laptopku, aku
pun mengakhiri kegiatan itu. Aku lalu mencoba memainkan hape ku. Ku coba main
kan game yang sebenarnya aku sudah bosan dengan game itu.
“masuk semifinal o?” Tanya Ersad kakak
kelasku sewaktu SMP dulu
“iyaa..” jawabku singkat
Tak terasa, adzan Ashar berkumandang
tepat di angka jam 15.00 waktu setempat. Inginku mengambil air wudhu untuk
mengahadap sang Illahi untuk beberapa saat, tapi entah mengapa selalu saja
hatiku ragu. Padahal mungkin itu pertanda, ahh tapi tetap saja aku ragu..
hingga akhirnya aku masih terdiam duduk di plataran depan ruang senirupa SMA
itu. Hingga waktu menunjukkan pukul 16.45, aku belum melaksanakan perintahNYA.
Saat Dita keluar, dia langsung mengajak ku untuk pulang karena hari sudah
semakin sore dan dari tadi memang adek nya yang bernama Eri sms untuk
menyuruhnya pulang ke rumah. Tapi sebelum itu, semua yang mengikuti semifinal
disuruh merapat ke aula. Ternyata untuk absen, setelah selesai sebenarnya Rifki
ingin mentraktir aku dan Dita sosis yang harganya 10.000 rupiah. Tapi karena
waktu yang sudah tidak memungkinkan, aku pun bersama Dita lebih memilih untuk
pulang. Dan aku bersama Dita pulang menggunakan tj, salah satu alat
transportasi yang ada di Jogja. Sampai di shelter depan SMPN5YK, aku dan Dita
menunggu lama sekali. Tapi akhirnya pun datang, di sepanjang jalan tak
henti-henti nya Dita bercerita tentang tadi sewaktu ia menghadapi semifinal.
“wah, parah tadi Dir.. aku lupa semua
yang keluar, yang tak pelajari tadi malem tu gak keluar coba.. yang darah juga
aku lupa, ahh.. pesimis, dapet flashdisk juga gapapa og..” kata Dita
“wahaha, iya o? tadi tuh pindah-pindah
ruangan nya karena praktek o? ohh” jawabku pada Dita. Lalu kami pun
bercakap-cakap di dalam bus trans jogja yang waktu itu tak ramai sekali
penumpangnya.
Singkat cerita, kini kami sampai di
shelter SGM untuk transit ganti bus menuju ke daerah Kalasan. Selama menuggu
bus di SGM ketemu anak delayota. Dan ternyata itu adalah kak Zezee kelas IX F
dulu. Tiba-tiba bus 1A pun datang. Aku dan Dita segera memasuki bus trans jogja
itu. Rupanya bus 1A penuh sekali, terpaksa aku berdiri dan Dita duduk.
“sini loh Dir, duduk..” kata Dita
“enggak, pusing aku kalo duduk hadap
situ. Berdiri aja tapi liat jalan..” jawabku. Lalu, saat bus trans jogja akan
menurunkan sebagaian penumpangnya di shelter KR aku pun bersiap..
“Dit, aku turun KR ya.. makasih….”
Kataku lalu turun dari bus itu. Meninggalkan Dita bersama penumpang yang
lainnya.
Ternyata oh ternyata, sampai di KR
tepat pukul 18.00, aku tak melaksanakan perintahNYA.. menyesal yaa itulah
perasaan hatiku saat aku aku tau aku menyia-nyiakan kesempatan yang tak mudah
bisa aku dapatkan.. tapi, ya sudahlah semuanya memang sudah terjadi.. andai,
waktu dapat terulang kembali.. aku ingin sekali tak menyia-nyiakan kesempatan
itu.. ahh, memang penyesalan itu selalu datang di akhir…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar