Sabtu, 04 Mei 2013

Andai


Andai …
Karya Bella Kirana

seandainya waktu dapat kuputar kembali, mungkin aku tak akan melewatkan kesempatan itu sedetik pun

         Mentari mulai muncul dari ufuk timur untuk menerangi kota Jogja yang sedang bermusim penghujan. Aku terbangun dari mimpi yang telah menghiasi tidurku selama malam hari. Lalu, ku coba meraih hapeku yang berdering dengan suara lagu milik EXO-K yang berjudul MAMA.. aku tahu itu hanyalah sebuah nada yang artinya membangunkan ku pergi menghadap sang Ilahi untuk beberapa saat. Ternyata setelah itu Dita mengirimkan sebuah pesan singkat yang berbunyi “Dir, kalo jam setengah 7 belum dateng ke rumahku, aku tinggal ya soalnya aku mau berangkat jam 7 kurang” katanya. Langsung saja aku balas begini “Oke Dit, aku pake baju apa ya entar?” balasku. Selang beberapa menit Dita pun membalas sms ku. Dan kami akhirnya smsan.

         Singkat cerita, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi tepat. Aku langsung bergegas menuju ke dalam kamar mandi yang letaknya tak jauh dari kamarku. Aku lalu mandi. Setelah itu, aku persiapkan semua yang hendak aku bawa nanti. Entah itu laptop, komik tentang doraemon, mukena, dan tentunya hape. Pukul setengah tujuh kurang sedikit pun aku berangkat menuju ke arah rumah Dita yang letaknya tak jauh dari sekolahku. Aku diantar oleh Ibuku. Sesampainya di rumah Dita..

         “Dir, ibu langsungan aja ya.. Oke Dita, success ya.. tolong Dira diawasin..” pesan  ibuku pada Dita..

         “yelah, ibu.. okeoke..” jawabku.. lalu ibu ku pun pergi. selang beberapa menit, aku dan Dita pun mulai berjalan menggunakan mobil Dita yang disetir oleh ayahnya Dita. Di dalam mobil ada aku, Dita, Ayah Dita, dan juga Eri adek Dita. Di dalam mobil aku dengan Dita tak henti-hentinya bercakap-cakap ria. Membicarakan hal yang sebenarnya tidak penting untuk dibicarakan.. yaa, kami membicarakan tentang buku novel Dita yang berjudul “SUPERJUNIOR SECRET”  berisi  semua fakta tentang member SUPERJUNIOR.. yeeaa, Dita adalah ELF baru diantara aku dan Inda.

         Sampai di POM BENSIN terdekat ternyata Rifki juga menebeng. Alasan Rifki menebeng itu yang menjadi pertanyaan bagiku, dan rupanya Rifki belum tau dimana letak SMAN3YK. Yaa, aku maklumi saja..

         “weh, Ki? Kamu gak tau dimana PADMANABA??” tanyaku serius memojoki Rifki yang duduk di belakangku.

         “letaknya Dir, kurang pasti” jawabnya santai sambil membolak-balik buku modul matematikanya dari tempat dimana ia LES.

         “waaa, parah deh kamu..” kataku sambil melihatnya membolak-balik bukunya itu.

         Ternyata jalanan kota Yogyakarta di waktu pagi hari tidak seramai pada jam-jam 4 atau menjelang magrib itu ya? ku lihat itu dari kaca dalam mobil milik Dita yang melewati jalanan dengan kecepatan 80km/jam. Pelan memang, karena jalanan tidak macet saat sore hari atau pun menjelang magrib.

         Satu persatu lampu merah pun terlewati, kini sampailah aku, Dita, dan Rifki di SMAN3YK. Setelah itu kami pun turun dari mobil milik Dita yang bermerk Avanza dengan warna coklat muda itu.

         “Dir, Petra udah nunggu di gerbang depan.. ayok cepet kesana” kata Dita lalu menarik tanganku. Belum sempat aku menjawab ajakan Dita tanganku langsung ditarik olehnya. Rifki pun juga mengikuti aku dan Dita. Saat hendak ingin memasuki SMA itu, entah mengapa ada hal aneh yang aku rasakan. Pertama, tanganku gemeteran, kaki serasa tak ingin melangkah, detak jantung yang berdegup dengan kencangnya dan satu lagi aliran darah yang naik turun tak menentu.. yeaa, terkesan berlebihan mungkin, tapi itu memang yang aku rasakan saat itu ketika aku hendak masuk ke dalam SMA itu lewat pintu gerbang depan.

         Setelah melewati pintu gerbang, aku bertemu dengan teman-teman Dita sewaktu dia lomba dulu. Dita memperkenalkan satu-persatu kepadaku.

         “Hai, Sasha.. kamu ikut o? sama siapa? Oohh gitu, dari sekolahmu ngirim berapa orang?” yaa, begitulah kiranya pertanyaan Dita yang selalu ia lontarkan ketika bertemu dengan kawan nya sewaktu lomba dulu. Tak lain dengan Rifki, mungkin ia juga melontarkan kata-kata yang sama seperti Dita.

         Singkat cerita, lalu aku, Dita, Rifki, dan Petra pun mulai memasuki dalam nya SMA  itu. Ternyata, pertama aku di perlihatkan oleh sebuah 2 lemari besar yang berisi beberapa piala yang waahh sekali. Beberapa kejuaraan yang telah berhasil diperebutkan oleh SMA ini. Aku pun hanya bisa terkagum-kagum dalam hati. Setelah melewati itu, lalu ruangan selanjutnya adalah ruang aula. Kami juga disambut dengan suara gendang, saron, dan yang lainnya yang dibunyikan oleh siswa-siswi SMA itu. Ruang aula yang besar dan nyaman sekali yang aku rasakan. Selanjutnya kami menuju ke arah lapangan tengah SMAN3YK. Disana ada pohon besar yang cukup rindang dan teduh sekali. Di lapangan tengah sementara Dita, Rifki, dan Petra mengurusi masalah daftar ulang untuk lomba. Aku pun hanya terdiam memperhatikan seluk beluk yang masih bisa dijangkau olehku. Setelah selesai mengurus itu, para peserta lomba mulai memasuki ruangan kelas yang telah disiapkan oleh panitia. Yaa, sayang sekali aku tidak mengikuti lomba itu. Padahal menang gak menang udah dapet piagam.

         Akhirnya Dita, Rifki, dan Petra pun masuk ke dalam ruangan kelas D bersama peserta dari sekolah yang lain.

         “oke, Dira sabar ya.. 2 jam nunggu aku.. baca novelku aja biar gak bosen” kata Dita lalu pergi. yaa, sembari menunggu Dita 2 jam lomba aku pun membaca sebuah novel milik Dita yang berjudul “SUPERJUNIOR SECRET”  yang berisi tentang kumpulan fakta, hal atau apapun yang berkaitan dengan SUPER JUNIOR. Aku membaca novel itu di bawah pohon yang cukup rindang dan ditemani oleh semilir angin yang terkadang membikin perutku berbunyi.. 2 jam bukan lah waktu yang cepat bila hanya digunakan untuk menunggu seseorang lomba. Apalagi itu ditemani oleh sebuah novel, yang aku sendiri saja tidak suka membaca novel. Tapi, bagaimana lagi? Akhirnya dalam waktu satu setengah jam novel milik Dita yang setebal 280 halaman selesai terbaca olehku. Hebatnya, setelah membaca novel milik Dita itu selesai. Aku lalu membuka komik ku yang bercerita tentang petualangan doraemon. Kubaca itu juga sampai akhirnya lombapun telah selesai untuk dilaksanakan.

         Keluar dari ruangan lomba, ekspresi Dita, Rifki, dan Petra terkesan aneh. Gak fresh waktu kayak tadi pagi.

         “gimana nih Dit, lombanya?” tanyaku penasaran ke Dita

         “gatau deh Dir, aku pesimis” jawab Dita lemes

         “santai Dit, balik modal wis kita..” tambah Rifki. Petra hanya terdiam saja, yeaa bagaimana lagi. Aku dan Petra beda kelas, dia Che aku Bhe.

         Pengumuman hasil lomba ternyata pukul 13.00 tepat, aku pun menunggu sambil mereka bertiga menghabiskan sebuah nasi kotak yang berisi ayam goreng dan beberapa sayuran.

         “Dir, ambil aja minumku aku gak suka e. pake ini gih” kata Dita sambil menyerahkan kartu pesertanya itu.

         “oke” jawabku, lalu pergi menuju tempat mengambil minuman itu.

         Ternyata, waktu 2 jam untuk menunggu hasil pengumuman memang tak terasa cepat. Dita terlihat gelisah. Sangat gelisah.

         “Dir, pulang aja lah yok.. aku udah pesimis e, kalah.. tadi juga ada 37 yang belum dijawab.. aaa~ ke gramed aja yokk” kata Dita sambil merengek-rengek

         “yelah Dita, kalo masuk semifinal gimana? Gugur gak asik kan? Tunggu aku sekalian sholat dhuhur disini lah.. oke??” jawabku mencoba menenangkan Dita.

         wis to Dit, paling gak ki kita dapet flashdisk nya itu.” Tambah Rifki. Kami pun bercakap-cakap ditengah para peserta yang lain yang sedang memperhatikan penjelasan dari salah satu siswa SMAN3YK. Sembari menunggu hasil pengumuman yang membosankan, kami pun mencoba melangkahkan kaki menuju ke ruang-ruang yang bisa di lewati. Akhirnya kami pun berhenti di depan ruang bimbingan konseling SMAN3YK atau yang biasa disebut ruang BK. Disana rupanya ada sebuah computer yang bisa digunakan oleh siapapun selama dia bisa menggunakannya.. Rifki pun lalu menggunakannya, dan aku bersama Dita dan Petra duduk di kursi sebelahnya. Lalu, ku buka laptop ku yang berukuran 14inci tersebut. Mencoba mencari sinyal wifi  yang ada disekitar ruangan itu. Ternyata ada, banyak sekali.. Dan masalah koneksi, tak perlu diragukan lagi, cepat sekali. Dan kami pun akhirnya berinternetan ria. Rifki bersama computer itu, aku dengan laptop ku, Dita dengan hape E63 nya, dan Petra dengan hape X2 nya.

         Tak terasa, waktu sudah menunjukka pukul 12.30 WIB sudah lewat waktu sholat Dhuhur. Aku dan Rifki pun bergegas menuju ke arah masjid SMAN3YK yang bernama masjid AN-NUR seperti nama masjid SD ku 2 tahun yang lalu. Rupanya, PADMANABA sedang kekurangan debit air, jadinya aku dan Rifki berwudhu sesegera mungkin sebelum tidak ada air yang mengalir. Mulai memasuki ruangan masjid itu, terasa sangat damai memang, tenang dan sejuk. Mungkin karena itu rumah Allah atau memang sehabis berwudhu. Setelah itu, aku dan Rifki pun sholat dhuhur bersama. Selesai sholat, aku lalu memohon supaya esok aku bisa bersekolah disini *amiinn*.

         Dita dan Petra ternyata masih disitu setia dengan hape nya masing-masing. Dan pengumuman akan segera dibacakan oleh panitia. Saat pengumuman, kami pun mendekat kearah panggung yang berada di tengah lapangan itu.

         “oke, adek-adek disini saya akan membacakan 9 kelompok yang akan maju ke babak semifinal nanti. Didengerin baik-baik ya” kata salah satu panitia acara lomba itu.

         “ahh…” kata Dita

         “kelompok 9 dari SMPN bla..bla..bla.. dan kelompok pertama yang berhasil menuju ke babak semifinal adalah dari SMPN5YK..” teriak suara panitia itu membacakan hasil pengumuman. Dita pun tertunduk lesu, sepertinya Dita marah pada Rifki karena Rifki berambisi untuk maju ke babak semifinal, tapi ternyata…

         “hhooo, iya kan Ki.. ahh, gara-gara kamu waktu ku mau ke gramed mundur kan?? Ahhh” kata Dita dengan ekspresi kesal pada Rifki

         “eee Dit, aku pulang dulu yaa” kata Petra, lalu pergi meninggalkan aku, Dita dan Rifki yang masih berada di lapangan tengah itu.

         “sorry Dit, lha aku gak tau kalo yang dari Surakarta itu ikut.. yang dari Cilacap juga ikut” jelas Rifki sambil meminta maaf pada Dita.

         “aahh, yowes lah.. yok Dir, ke gramed” jawab Dita lalu pergi meninggalkan Rifki sendirian. Lalu, aku dan Dita pun menuju ke arah toko buku gramedia yang letaknya tak jauh dari SMAN3YK. Sepanjang jalan memang, tak henti-hentinya Dita menggerutu tentang Rifki tadi. Seharusnya ia tadi tak mengikuti perkataan Rifki untuk menunggu hasil pengumuman itu yang ternyata membuat Dita kecewa.

         “kita ke gramed dulu apa mau ke Mr.Burger dulu Dir??” Tanya Dita kepadaku.

         “ke Mr.Burger dulu dah ya.. aku laper e, habis tuh kan ntar kita milih-milih bukunya dengan perut kenyang” jawabku sambil memegangi perutku yang dari tadi berbunyi suara gendang, untung saja tak ada yang mendengarnya. Sesampainya di tempat, Dita yang memesan makanan yaitu burger dan aku minumannya. Setelah makanan dan minuman datang, ternyata hapeku berdering dengan kerasnya ketika aku hendak memasukkan sebuah burger kedalam mulutku. Ternyata itu adalah panggilan dari Rifki.

         “hallo Ki, ada apa? Kenapa?” Tanya Dita nerocos

         “kita juara 7/6 Dit, maju ke semifinal. Kamu dimana? Gek kesini” jawab Rifki melalui suara telepon. Lalu setelah menerima pernyataan dari Rifki, aku dan Dita pun kembali bergegas menuju ke SMAN3YK. Belum sempat memakan burger itu, akhirnya pun dibungkus.

         “iya kan Dir, aku kalo feel menang ya menang tapi kalo kalah ya kalah.. tadi juga, aku ada feel menang tapi kok.. weh weh weh..” kata Dita dengan cerianya sepanjang jalan trotoar.

         “waa, Petra udah pulang ya? ehh Dir, cepetan dikit yok..” ajak Dita.

         Sesampainya kembali di PADMANABA, Dita langsung bergegas menuju ke papan pengumuman bersama Rifki dan aku hanya duduk saja. Selesai itu, entah mengapa saat menghampiriku ekspresi Dita berubah 180 derajat dari sebelumnya.

         “ashhh, Rifki.. makannya diliat dulu yang bener, yang pasti.. jangan gegabah dulu..” kata Dita dengan sinis

         “iya Dit, maaf.. tak kira yang diambil nilai yang sebelum dikurangi kita juara 7/6 ternyata pake yang dikurangi..” jawab Rifki dengan perasaan bersalah.. berselang beberapa menit Dita dan Rifki berdebat, terdengar suara microphone dari panggung.

         “dek.. maaf tadi pengumannya salah, dan ini akan saya bacakan hasil perhitungan yang benar.. juara 1 adalah bla…bla..bla.. juara 7 ada Avrilia Dita Swastikawati ….” Kata salah seorang panitia yang mengumumkan hasilnya itu.

         “wehh wehh wehh, itu.. itu.. itu namaku Dir disebut.. waaaaaaaaaaaa~” teriak Dita padaku dan Rifki

         “iya to Dit, wahh.. Petra udah pulang” jawab Rifki.

         “yeee..selamat yaa.. aku nunggu lagi” tambahku

         “lalalala, oke Dira. Kamu nunggu disini aja ya.. byee” kata Dita lalu pergi menuju ruangan yang akan digunakan untuk semifinal bersama Rifki.

         Aku pun akhirnya menunggu Dita dan Rifki lagi. Kali ini, aku sempatkan untuk membuka laptop ku untuk berinternetan, ternyata berhasil. Sampai panas mataku dan juga laptopku, aku pun mengakhiri kegiatan itu. Aku lalu mencoba memainkan hape ku. Ku coba main kan game yang sebenarnya aku sudah bosan dengan game itu.

         “masuk semifinal o?” Tanya Ersad kakak kelasku sewaktu SMP dulu

         “iyaa..” jawabku singkat

         Tak terasa, adzan Ashar berkumandang tepat di angka jam 15.00 waktu setempat. Inginku mengambil air wudhu untuk mengahadap sang Illahi untuk beberapa saat, tapi entah mengapa selalu saja hatiku ragu. Padahal mungkin itu pertanda, ahh tapi tetap saja aku ragu.. hingga akhirnya aku masih terdiam duduk di plataran depan ruang senirupa SMA itu. Hingga waktu menunjukkan pukul 16.45, aku belum melaksanakan perintahNYA. Saat Dita keluar, dia langsung mengajak ku untuk pulang karena hari sudah semakin sore dan dari tadi memang adek nya yang bernama Eri sms untuk menyuruhnya pulang ke rumah. Tapi sebelum itu, semua yang mengikuti semifinal disuruh merapat ke aula. Ternyata untuk absen, setelah selesai sebenarnya Rifki ingin mentraktir aku dan Dita sosis yang harganya 10.000 rupiah. Tapi karena waktu yang sudah tidak memungkinkan, aku pun bersama Dita lebih memilih untuk pulang. Dan aku bersama Dita pulang menggunakan tj, salah satu alat transportasi yang ada di Jogja. Sampai di shelter depan SMPN5YK, aku dan Dita menunggu lama sekali. Tapi akhirnya pun datang, di sepanjang jalan tak henti-henti nya Dita bercerita tentang tadi sewaktu ia menghadapi semifinal.

         “wah, parah tadi Dir.. aku lupa semua yang keluar, yang tak pelajari tadi malem tu gak keluar coba.. yang darah juga aku lupa, ahh.. pesimis, dapet flashdisk juga gapapa og..” kata Dita

         “wahaha, iya o? tadi tuh pindah-pindah ruangan nya karena praktek o? ohh” jawabku pada Dita. Lalu kami pun bercakap-cakap di dalam bus trans jogja yang waktu itu tak ramai sekali penumpangnya.

         Singkat cerita, kini kami sampai di shelter SGM untuk transit ganti bus menuju ke daerah Kalasan. Selama menuggu bus di SGM ketemu anak delayota. Dan ternyata itu adalah kak Zezee kelas IX F dulu. Tiba-tiba bus 1A pun datang. Aku dan Dita segera memasuki bus trans jogja itu. Rupanya bus 1A penuh sekali, terpaksa aku berdiri dan Dita duduk.

         “sini loh Dir, duduk..” kata Dita

         “enggak, pusing aku kalo duduk hadap situ. Berdiri aja tapi liat jalan..” jawabku. Lalu, saat bus trans jogja akan menurunkan sebagaian penumpangnya di shelter KR aku pun bersiap..

         “Dit, aku turun KR ya.. makasih….” Kataku lalu turun dari bus itu. Meninggalkan Dita bersama penumpang yang lainnya.

         Ternyata oh ternyata, sampai di KR tepat pukul 18.00, aku tak melaksanakan perintahNYA.. menyesal yaa itulah perasaan hatiku saat aku aku tau aku menyia-nyiakan kesempatan yang tak mudah bisa aku dapatkan.. tapi, ya sudahlah semuanya memang sudah terjadi.. andai, waktu dapat terulang kembali.. aku ingin sekali tak menyia-nyiakan kesempatan itu.. ahh, memang penyesalan itu selalu datang di akhir…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar