Sabtu, 26 Maret 2016

Move On

Keren!

Allah maha keren!

Hanya Dia yang bisa membolak-balikkan perasaan manusia.

Coba, siapa yg menyangka kita akan seperti ini sekarang? Ga ada kan? Hehehe.

Bisa ya? Berubah begitu cepatnya. Makanya, sebenernya sudah banyak yang bilang “cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi dia akan jadi orang  yg kamu benci. Dan bencilah sewajarnya karena bisa jadi dia akan jadi orang yang  kamu cintai” hmm….

Terkadang, memang aku suka heran. Kok bisa? Kenapa ya?
Tapi itulah manusia. Perasaan nya mudah berubah. Apapun saat kita sudah berencana tapi ada yang lebih berkuasa.

Senin, 21 Maret 2016

PUAS

Tempat ini lagi?
(re : wisma puas)

Kataku meyakinkan apa yang sedang ada dihadapanku kini. Ya, ini adalah tempat dimana kami untuk pertama kalinya lebih dekat lagi. Dari sini, entah kenapa dia makin deket denganku. Ah, kenapa sih semuanya kini seolah terputar kembali memori itu. Aku benci! Aku benci kenapa harus teringat kejadian itu, disaat sekarang kita sudah tak bersama lagi.

Hai.
Aku penasaran.

Apa tanggapanmu setelah sampai ke tempat itu? Tempat pertama kali kita lebih dekat lagi? Ingat tidak? Hehe. Sepertinya tidak. Ah tak apalah. Aku juga tak mengharap lebih. Bahkan rasanya hambar sekali.

Oke.

Kali ini aku ga akan membahas dia lagi. Cukup.

Sabtu, 12 Maret 2016

HURT

Aneh adalah ketika kita satu atap satu lantai dengan seseorang tapi tidak pernah saling bertemu. Ya, itulah yang terjadi antara aku dengan dia. Dia bagai seseorang yang menghilang, meski keberadaannya masih bisa aku rasakan. Memang sih, sudah 4 bulan berjalan setelah kita memutuskan untuk melanjutkan mimpi masing-masing. Tapi entah kenapa, seperti ada sesuatu yang aneh. Kenapa dia harus bersikap seolah tidak mengenal aku ? Apa memang selalu seperti ini jika kedua orang yang dulunya saling menyukai tapi sekarang malah sekarang seolah musuh? Hahaha. Aku tertawa miris. Bagaimana bisa?

Tapi, percayalah. Meskipun sekarang kau bersikap acuh tak acuh kepadaku. Aku tidak ada rasa sedikitpun benci kepada dia. Karena bagaimanapun dia dulu pernah mengisi warna dihidupku.

Bukan, aku tidak mengharapkan dia kembali. Aku tidak meminta lebih. Aku tidak meminta dia menggenggam tanganku lagi. Aku tidak meminta dia memelukku lagi. Walaupun, sebenarnya aku ingin tapi terasa menyakitkan jika dia berada di dekatku. Seperti memori yang dulu diputar kembali dipikiranku. Ah sudahlah, aku tidak memintamu untuk berdekatan lagi denganku. Melihatmu tertawa dari kejauhan saja aku sudah bahagia. Tapi, aku penasaran. Apa dia pernah ingat apa yang dia lakukan untukku dulu? Hmmm, setidaknya terbesit dipikirannya. Ahh… tidak mungkin.
Apa dia ingat?

Setaun lalu……

Sabtu, 05 Maret 2016

baikan apa balikan?

Sabtu itu, aku gak nyangka lhooo…. Kupikir kamu mabuk, atau salah orang. Tapi ternyata memang benar aku orangnya! Yaiy!

Aku senang hari itu, hari dimana kita ber-baikan. Setelah sekian bulan kita seperti musuh.  Berbaikan dan bukan balikan. Aku ga pernah mengharap untuk bisa balikan. Karena aku cukup sadar diri. Kesalahanku dimasa lalu, cukup fatal. Tapi sekali lagi terimakasih Karena telah mau menyelesaikan masalah diantara kita. Setidaknya saat kita bertemu sudah tak ada lagi saling menghindar. Iyakan?

Maaf, sekali lagi maaf. Aku tau, dulu mungkin adalah saat yang berat buatmu. Tapi, aku pun merasakan hal itu. Aku lebih merasa seperti ini semua salahku. Ya memang benar ini salahku. Jadi, jika memang kamu tak bisa memaafkannya pun aku bisa terima. Tapi sekarang, semua itu sudah selesai.

Terima kasih ya, kamu memang orang terbaik yang pernah aku temui. Beruntungnya aku pernah dekat denganmu. Terimakasih pula, telah mengajariku sebuah pengalaman hidup. Kelak, kita akan bertemu kembali bukan?


Tapi dengan cerita baru, dan pasangan baru. Atau? Takdir berkata lain? Hehehe.  

Pahit

Aku takkan pernah paham. Bagaimana bisa rasa sayang itu bisa berubah menjadi rasa kasihan?

Haha. Aneh.

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa kok sekarang aku jarang ngepost. Ya, mungkin karena aku masih syok.  Wkwk. Ya bayangin deh, hubungan yang awalnya baik-baik aja, terus tiba-tiba doi bilang “aku kasihan sama kamu” duaar! Aku kaget lah ya, kok bisa dia bilang gitu. Kasihan kenapa? Toh aku juga ga kenapa-kenapa. Wkwk.

Sekarang hampa, eh bukan. Lebih tepatnya hambar, ingin percaya tapi susah. Ini karma buat ku kan?


Yaiyalah, ah. Pahit rasanya.