Selasa, 10 Oktober 2017

Aku Harus!

“ayo besok sabtu ke pantai!”

“boleh, tapi jangan ke wediombo ya” kataku.

Hari ini sayang, tepat satu bulan yang lalu. Kau mengajakku pergi berdua ke pantai. Kau bilang.

“mana aja deh yang penting sama kamu”

“yakin nih? Yaudah yuk ke wediombo ya aku belum pernah kesana”

Dari Jogja menuju Gunungkidul bukanlah perjalanan yang singkat. Perjalanan akan terasa sangat lama jika kita hanya saling terdiam. Sepanjang perjalanan, kamu tak henti hentinya menyanyikan lagu soundtracknya sincan. Padahal suaramu fales mana salah lirik lagi hahaha. Kamupun bercerita ini dan itu. Aku hanya mendengarnya di belakangmu.

“sayang, kamu udah diajarin pak ****** belum? Jadi to yang, masa kalo di kelas dia itu jawab salah diem juga salah. Kami harus bagaimana?” katamu.

Kamu bercerita dengan aksen batakmu.

Ya!

Dan kini, aku melewati jalan itu lagi. Seolah semuanya berputar kembali.

“Bel! Ih bengong aja, ayoooo kita kan mau refreshing ayoo main air ahh” kata Linda menyadarkanku dari lamunan.

Hari itu, aku duduk terdiam menikmati senja di bibir pantai.
Sambil memejamkan mata, kenangan demi kenangan mulai memutarkan kembali saat-saat aku masih bersamamu.
Rasanya menyenangkan saat masih bersamamu.
Senyummu yang membuatku lupa betapa kejamnya dunia ini.
Tutur katamu yang bisa membuatku berlarut-larut dalam rayuan asmara.
Perangaimu yang membuatku merasa istimewa.
Ah indah betul masa-masa itu.
Dusta jika aku tidak pernah merindukanmu walau sedetik saja.
Tapi inilah yang disebut bahwa dunia itu kejam, karena sekeras apapun aku mencoba membuatmu kembali padaku, sekeras itu pula kamu enggan kembali padaku.

Hahahaha.
Apaan sih, main sama sahabat kok jadi baper gini?
Udah ah.

Dia udah bahagia.
Aku juga harus!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar