“ayo
besok sabtu ke pantai!”
“boleh,
tapi jangan ke wediombo ya” kataku.
Hari
ini sayang, tepat satu bulan yang lalu. Kau mengajakku pergi berdua ke pantai.
Kau bilang.
“mana
aja deh yang penting sama kamu”
“yakin
nih? Yaudah yuk ke wediombo ya aku belum pernah kesana”
Dari
Jogja menuju Gunungkidul bukanlah perjalanan yang singkat. Perjalanan akan
terasa sangat lama jika kita hanya saling terdiam. Sepanjang perjalanan, kamu
tak henti hentinya menyanyikan lagu soundtracknya sincan. Padahal suaramu fales
mana salah lirik lagi hahaha. Kamupun bercerita ini dan itu. Aku hanya
mendengarnya di belakangmu.
“sayang,
kamu udah diajarin pak ****** belum? Jadi to yang, masa kalo di kelas dia itu
jawab salah diem juga salah. Kami harus bagaimana?” katamu.
Kamu
bercerita dengan aksen batakmu.
Ya!
Dan
kini, aku melewati jalan itu lagi. Seolah semuanya berputar kembali.
“Bel!
Ih bengong aja, ayoooo kita kan mau refreshing ayoo main air ahh” kata Linda
menyadarkanku dari lamunan.
Hari
itu, aku duduk terdiam menikmati senja di bibir pantai.
Sambil
memejamkan mata, kenangan demi kenangan mulai memutarkan kembali saat-saat aku
masih bersamamu.
Rasanya
menyenangkan saat masih bersamamu.
Senyummu
yang membuatku lupa betapa kejamnya dunia ini.
Tutur
katamu yang bisa membuatku berlarut-larut dalam rayuan asmara.
Perangaimu
yang membuatku merasa istimewa.
Ah
indah betul masa-masa itu.
Dusta
jika aku tidak pernah merindukanmu walau sedetik saja.
Tapi
inilah yang disebut bahwa dunia itu kejam, karena sekeras apapun aku mencoba
membuatmu kembali padaku, sekeras itu pula kamu enggan kembali padaku.
Hahahaha.
Apaan
sih, main sama sahabat kok jadi baper gini?
Udah
ah.
Dia
udah bahagia.
Aku
juga harus!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar