Sabtu, 16 September 2017

Aku Benci

Aku benci, ketika bangun di pagi hari dan harus menyadari bahwa aku sedang patah hati.
Mengetahui tidak ada kamu lagi dalam hari, aku harus mendekam dalam sunyi.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, badanku terasa berat untuk bangkit.
Mengetahui hanya hari-hari hampa yang akan aku lalui, sendiri.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, mataku terlalu lama menerawang langit-langit, dari sela jendela mentari sudah menyinari, angin mentertawaiku.
Mereka membawamu, dalam rupa kenangan.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, aku masih saja mencarimu, aku masih saja mendambamu, aku masih saja membutuhkanmu, untuk mengatakan bahwa kamu disini bersamaku, dan tak akan kemana-mana.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, nyatanya debar ini masih melantukan namamu, kamu masih tidur dalam aliran darah, kamu masih saja disini, di dalam sini.
Tak padam, tak mati, hanya pergi.
Tapi, entah kapan akan kembali.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari.
Katakanlah kamu akan pulang besok, kamu hanya jalan-jalan, singgah kesana dan kemari.
Katakanlah, bahwa hanya aku.
Tolong, pulanglah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar