Kamis, 28 Desember 2017

Butterfly

I’d never wanna see the night, just want to see your eyes.


"kita perlu banyak waktu kayak gini ga sih, duduk berdua ditemani temaram cahaya lampu, bulan dan kamu. Ahhh sempurna" katamu.

Aku hanya tersenyum simpul.

Kamu manis. Pandai merangkai kata.

Aku pikir malam ini aku tlah jatuh hati padamu. Aku yakin, hari hari setelah ini akan terasa sangat lama sekali karena kita menantikan waktu untuk bertemu kembali.

Rabu, 06 Desember 2017

on that wednesday

I fell in love with you on that Wednesday, when I was birthday and you came over with doraemon doll and pizza. And then, we watched “a ghost story” and you kept making me laugh till my hurting stomach was more than the hurt in the world.
But, I decided that no matter what happended, no matter how your little quirks annoyed me to no end sometimes, I would never stop choosing to love you, choosing to fight for an us.
Because falling in love and choosing to love are world apart and sometimes, it’s the choices that keep us going.

Thank you for choosing me!


Jumat, 01 Desember 2017

Reason

Aku mau nanya, boleh?

Apasih yang bikin kamu sayang sama aku?
Kamu bilang sayang itu ngga perlu pake alesan.
Aku takut.
Suatu saat nanti kamu ninggalin aku dengan alasan. 

Bukankah semua itu perlu ada alasannya?

gagal bersembunyi

Hei apa kabarmu jauh di sana
Tiba-tiba teringat cerita yang pernah kita upayakan
Ku pikir aku berhasil melupakanmu
Berani-beraninya kenangan itu datang tersenyum

Meskipun jalan kita tak bertemu
Tapi tetap indah bagiku, semoga juga bagimu

Kau tahu aku merelakanmu
Aku cuma rindu, aku cuma rindu
Takkan mencoba tuk merebutmu
Aku cuma rindu, itu saja

Gagal, kali ini gagal bersembunyi
Di balik kata-kata bijak yang selalu mampu membuat aku terlihat tangguh
Padahal hancur lebur harapan
Yang terlanjur ku percaya ahaaa haaa

Meskipun jalan kita tak bertemu
Tapi tetap indah bagiku, semoga juga bagimu

Kau tahu aku merelakanmu
Aku cuma rindu, aku cuma rindu
Takkan mencoba tuk merebutmu
Aku cuma rindu, itu saja

Dan senyuman itu masih selalu menenangkanku

Kau tahu aku merelakanmu
Aku cuma rindu, aku cuma rindu
Takkan mencoba tuk merebutmu

Aku cuma rindu, itu saja, itu saja, itu saja

the rain - gagal bersembunyi

maaf. aku masih gagal 

Minggu, 19 November 2017

Rindu

Ada yang lebih menyiksa,
Dibanding; rindu pada kekasih yang lama tak jumpa.

Yakni,
Rindu pada hangatnya keharmonisan keluarga,
Dan,
Rindu pada rumah yang layaknya surga.

Selasa, 10 Oktober 2017

Ini yang terakhir

Hari ini semesta sedang berbaik hati mau mengabulkan doaku untuk dapat melihatmu yang nampak baik-baik saja.
“hai, apa kabar?” terlalu kaku untuk memulai percakapan. Ya sudah lama sekali aku ingin menyapamu. Mengapa kini kita seperti musuh? Padahal sebelumnya kita pernah sedekat nadi. Ah entah. Aneh rasanya. Mengetahui kita berada diruang yang sama namun seperti tak saling mengenal. Hahaha. Aku tertawa dalam hati. Kenapa masing masing dari kita masih saja kalah melawan ego? Kenapa? Apakah susah untuk menyapa duluan? Lagi pula untuk apa seperti ini terus? Dari awal kita memang teman kan?
Yogyakarta, 7 September 2017.

Masih dalam bulan yang sama, kita kembali dipertemukan. Mau tak mau kita harus saling bertegur sapa.
“mau kemana?” tanyamu.
“main, ikut yuk.” Jawabku
“tiati ya” katamu diiringi dengan senyum manismu.
Iya, aku memang masih mencandu senyummu waktu itu.
Dan aku harus menekan debar dalam jantungku, kala aku melihat senyummu waktu itu.
Aku harus menekan perasaan rindu yang ingin ku tumpahkan kepadanya.
Namun, aku tahan.
Yogyakarta, 22 September 2017

Dan kini, telah berganti bulan.
Kita semakin sering bertemu.
Karena kita berada dalam satu event yang sama!
Ada perasaan senang namun juga benci.
Senang karena aku bisa memandangmu lebih lama.
Benci karena kita canggung.
Untuk apa?
Kan teman bukan?

Terimakasih ya!
Aku harus buktikan ke kamu kalau aku bisa!
Maaf, karena masih sering menuliskan tentangmu.
Ini yang terakhir.


Yogyakarta, 10 Oktober 2017

Aku Harus!

“ayo besok sabtu ke pantai!”

“boleh, tapi jangan ke wediombo ya” kataku.

Hari ini sayang, tepat satu bulan yang lalu. Kau mengajakku pergi berdua ke pantai. Kau bilang.

“mana aja deh yang penting sama kamu”

“yakin nih? Yaudah yuk ke wediombo ya aku belum pernah kesana”

Dari Jogja menuju Gunungkidul bukanlah perjalanan yang singkat. Perjalanan akan terasa sangat lama jika kita hanya saling terdiam. Sepanjang perjalanan, kamu tak henti hentinya menyanyikan lagu soundtracknya sincan. Padahal suaramu fales mana salah lirik lagi hahaha. Kamupun bercerita ini dan itu. Aku hanya mendengarnya di belakangmu.

“sayang, kamu udah diajarin pak ****** belum? Jadi to yang, masa kalo di kelas dia itu jawab salah diem juga salah. Kami harus bagaimana?” katamu.

Kamu bercerita dengan aksen batakmu.

Ya!

Dan kini, aku melewati jalan itu lagi. Seolah semuanya berputar kembali.

“Bel! Ih bengong aja, ayoooo kita kan mau refreshing ayoo main air ahh” kata Linda menyadarkanku dari lamunan.

Hari itu, aku duduk terdiam menikmati senja di bibir pantai.
Sambil memejamkan mata, kenangan demi kenangan mulai memutarkan kembali saat-saat aku masih bersamamu.
Rasanya menyenangkan saat masih bersamamu.
Senyummu yang membuatku lupa betapa kejamnya dunia ini.
Tutur katamu yang bisa membuatku berlarut-larut dalam rayuan asmara.
Perangaimu yang membuatku merasa istimewa.
Ah indah betul masa-masa itu.
Dusta jika aku tidak pernah merindukanmu walau sedetik saja.
Tapi inilah yang disebut bahwa dunia itu kejam, karena sekeras apapun aku mencoba membuatmu kembali padaku, sekeras itu pula kamu enggan kembali padaku.

Hahahaha.
Apaan sih, main sama sahabat kok jadi baper gini?
Udah ah.

Dia udah bahagia.
Aku juga harus!



Tahu Diri

Menyenangkan bukan?
Selepas aku bukan lagi bagian darimu kau melenggang bebas, kau begitu akrab dengan pelukan barumu.

Setelah pergimu, aku tak benar-benar hilang.
Aku tetap ada meski kau berusaha menjauhi pandang. Tak masalah itu hakmu. Karena bukan ranahku lagi mengusik apapun hal yang kau lakukan. Aku lebih memilih berada disekitarmu yang tak terlihat namun sibuk memperhatikan.

Ada debar yang harus ku sembunyikan berkali-kali ketika mata kita selalu menuju pandangan yang akan kembali asing.
Ada beribu sapa yang hilang begitu saja sewaktu kita tak sengaja bertemu sedang gelagatmu ingin segera cepat pulang.

Senin, 09 Oktober 2017

Sebenarnya

Sebenarnya,
Aku tak pernah benar-benar melupakanmu,
Aku hanya menghibur diri sendiri agar terlihat baik-baik saja setelah kepergianmu,
Aku hanya ingin membuktikan pada dunia, bahwa tanpa ada kamupun,
Kini aku bisa tetap bahagia.

Namun,
Kini aku tak tahan,
Ku tumpahkan segala rasa rinduku hanya lewat tulisan-tulisan,
Walau sebenarnya,
Aku tahu,
Bahwa kamu tak akan membaca apa yang sudah aku sampaikan.

tolong, aku sekarat

Aku tidak pernah benar-benar bisa merealisasikan makna ikhlas dengan baik.
Manakala jemari ini masih saja menuliskan tentangmu,
Manakala bibir ini masih saja mengeja namamu dengan benar, dan hati yang masih berdebar bila tak sengaja melihat namamu muncul di social mediaku.

Aku pembohong yang ulung,
Dengan segala cara aku pandai menutupi segala yang aku elakkan; merindukanmu, mempedulikanmu, mengkhawatirkanmu, memikirkanmu dan mengharapkanmu.
Bila masih ada yang bertanya , dengan cepat ku jawab tidak, setelahnya hatiku bergetar, merasa sudah dibohongi.
Lagi, lagi dan lagi.

Jumat, 22 September 2017

Lost Stars

“kamu gatau rasanya kehilangan bel”

“kamu gatau rasanya hidup sendiri, terus pulang cuman mau liat ibu kamu”

“aku tau mesti dia hancur banget”

Bukannya aku tak tau pedihnya kehilangan orang yang sangat berharga.
Berkali kali aku memang sudah pernah merasakan.
Namun, kehilangan kali ini aku memang belum pernah merasakan.
Dan aku tau dia sangat kacau, bahkan remuk.

Kehilangan kekasih bisa dicari lagi, namun kehilangan kasih sayang dari orang tua? Mau cari kemana?



Kamu ga sendirian,
Semangat Azzahra! 

Sabtu, 16 September 2017

Waktu

Apa yang kamu lakukan setelah patah hati?
Kamu tak akan bisa begitu saja pergi.
Kamu masih akan mengingat apa saja yang pernah kalian lewati pada banyak hari.
Kamu akan mulai kehilangan kebiasaan yang sering kalian lakukan bersama pada banyak waktu.
Kamu akan mulai rindu.


Tak akan ada lagi sapaan atau hanya obolan ringan.
Kalian akan menjadi seakan tak mengenal lagi seperti pada awal pertemuan.
Kamu sebenarnya ingin sekali lagi menanyakan kabarnya.
Mungkin kamu juga akan sengaja mendengar lagu-lagu pilu, menangisi keadaan dan merasa kosong pada hatimu.


Atau kamu masih akan sering membicarakan dirinya dengan teman-teman.
Hanya untuk menekan rindu yang sendirian.
Atau kamu akan memilih menyibukkan diri agar tak banyak celah dirinya kembali masuk dalam pikiranmu.


Tapi sungguh, soal pasaan, tak akan ada yang bisa memaksa.
Cinta tak akan bisa berhenti begitu saja.
Sebab semakin keras kamu berusaha melupa, ia akan semakin mengerak di kepala.
Yang kamu butuhkan hanya berdamai dengan waktu, maafkan lalu tetap berjalanlah pelan-pelan.

Aku Benci

Aku benci, ketika bangun di pagi hari dan harus menyadari bahwa aku sedang patah hati.
Mengetahui tidak ada kamu lagi dalam hari, aku harus mendekam dalam sunyi.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, badanku terasa berat untuk bangkit.
Mengetahui hanya hari-hari hampa yang akan aku lalui, sendiri.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, mataku terlalu lama menerawang langit-langit, dari sela jendela mentari sudah menyinari, angin mentertawaiku.
Mereka membawamu, dalam rupa kenangan.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, aku masih saja mencarimu, aku masih saja mendambamu, aku masih saja membutuhkanmu, untuk mengatakan bahwa kamu disini bersamaku, dan tak akan kemana-mana.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari, nyatanya debar ini masih melantukan namamu, kamu masih tidur dalam aliran darah, kamu masih saja disini, di dalam sini.
Tak padam, tak mati, hanya pergi.
Tapi, entah kapan akan kembali.


Aku benci, ketika bangun di pagi hari.
Katakanlah kamu akan pulang besok, kamu hanya jalan-jalan, singgah kesana dan kemari.
Katakanlah, bahwa hanya aku.
Tolong, pulanglah.

Aku Bukan Pilihan

Dia masih mencintaimu, saat bertemu denganku, kalian mungkin hanya sedikit bosan dengan keadaan.
Tapi sebenarnya kalian masih saling mencintai.


Dan aku hanyalah seseorang yang kebetulan hadir diantara cerita kalian.
Sungguh, aku tak ingin merebutnya darimu.


Kamu, seseorang yang sangat beruntung memilikinya.
Kamu yang dia banggakan di depan teman-temannya.
Sedangkan aku, hanya teman saat dia merasa sedikit kesepian karena kalian sedikit membuat jeda


Aku yakin setelah ini, kalian akan bersama lagi.
Dan memang sudah bersama kembali.
Sebab cinta itu masih terlihat dimatanya, untukmu.
Dan jika saat itu tiba, aku bisa yakinkan, tak akan ada lagi diriku dalam cerita kamu dan dia.


Aku tahu diri.
Kali ini aku memilih pergi.
Sebab kita berbeda,
Aku hanyalah selingan, sedang kamu adalah pilihan.

Minggu, 10 September 2017

Tempat Istimewa

Ada tempat-tempat istimewa yang tanpa kau sadari memiliki tombol pemutar waktu otomatis.
Dimana ketika kau kunjungi tempat itu, seketika ia memutar kembali adegan dari masa yang lalu.


Pada akhirnya aku mengerti

Pada akhirnya aku mengerti,
Bahwa selalu ada hati yang patah
Untuk kisah yang pernah indah

Pada akhirnya aku mengerti,
Bahwa selalu ada harap yang sirna
Untuk air mata yang jatuh sia-sia

Pada akhirnya aku mengerti,
Bahwa selalu ada rindu yang gugur
Untuk setiap doa yang perlahan mundur

Pada akhirnya aku mengerti,
Bahwa selalu ada luka yang datang
Untuk setiap cinta yang akhirnya hilang

Senin, 04 September 2017

terjebak nostalgia

Aku lupa, apa yang membuat kita kini bisa berkomunikasi kembali.

Yang aku ingat, akhir-akhir ini layar ponselku sering menyala karena ada notif line dari kamu. Semenjak hubunganku dengannya berakhir aku jarang memperhatikan kalau ada line masuk. Haha! Karena bagiku, pesan darinya masih yang aku tunggu muncul di notifikasi layar ponselku. Hahaha. Lucu deh. Memangnya untuk apa dia menghubungiku? Sudahlah tak usah dibahas lagi.

Malam itu...

1 pesan line diterima.

“mau telpon ngga?”

Aku membalas pesanmu “emang udah selo?”

“banget” kamu membalasnya dengan cepat.

“mau” balasku tak kalah cepat.

Lalu detik berikutnya lagu believer kesukaanku pun terdengar. Tanda ada panggilan masuk, dari kamu. Ah aku suka! Kamu selalu tau bagaimana caranya membuatku tertawa lagi setelah kehilangan.

“hallo” kataku.

Lalu terdengar suara di seberang sana yang selama ini aku rindukan. Heuehe. Aku tau, aku dengar dari suaramu. Kamu sangat lelah menjalani kegiatan hari itu. Padahal kamu sudah berjanji libur idul adha akan menemuiku di Yogyakarta. Kita akan berlibur bersama. Tapi ternyata jadwalmu sangat padat. Huh! Tapi tak apa. Aku bisa memakluminya. 

Kamu memang masa lalu bagiku, tapi entah lah rasanya secuil rasa itu tetap ada meskipun samar-samar kurasakan. Terima kasih telah menjadi pelipur laraku!

h3h3

Hari ini, Senin 4 September 2017 seharusnya aku kuliah di kampus baru. Hahaha! Tapi siapa yang mengharuskan? Orang takdir menyuruhku untuk tetap tinggal di kota gudeg ini. Aku bisa apa? Aku tidak memiliki kendali terhadap takdir 😊

aku berhenti

Aku sudah berhenti menuliskan kamu sebagai tokoh utamaku. Lantas aku harus bagaimana sekarang? Untuk apa aku menulis lagi?
Ah tidak.


Sabtu, 02 September 2017

Aksara Lara

Pernah kuceritakan pada langit malam
Yang gelapnya mencerminkan hatiku
Tentang kekalutan yang kurasa
Penatnya jiwa karena merindumu


Pernah kuceritakan pada hujan
Yang tiap tetes airnya menyembunyikan tangisku
Tentang luka dan lara yang tersimpan
Karena mendambamu


Pernah ku minta pada bulan
Untuk pendarkan cahayanya ke dalam hatiku
Agar aku dapat memilin harapan
Hingga ke angkasa, untuk memilikimu


Pernah pula kuceritakan pada ombak
Yang selalu kembali ke bibir pantai
Meskipun sudah jauh mengembara dalam luasnya samudera
Tentang rasa cinta yang tak berbalas

Rabu, 30 Agustus 2017

Selasa, 29 Agustus 2017

it's painful ya!

It’s painful to say goodbye to someone you don’t want to let go, but more painful to ask someone to stay when you know they want to leave.

silakan pergi

Silakan pergi,
Jika kamu memang sudah tak ingin lagi disini,
Jangan berpura-pura bahwa kamu masih benar-benar peduli.

Silakan menjauh,
Jika kamu masih menginginkan dia
Silakan berpergian,
Saya tahu, kalau kamu memang masih membutuhkan dia

Pergi saja,
Aku tak apa,

Tolong jaga diri baik-baik, ya?
Jangan diulangin lagi.

Kamu yang pergi,
Aku yang merapikan hati.

Mati

Malam ini,
Bintangku mati.
Begitupun harapku, sirna.
Menguap entah kemana.
Sedang aku disini hanya bisa meratapi.
Kepergian bintangku.


Mon, aug 28 2017
2:59 am 

perihal kamu

Ini perihal kamu—
Yang akhir akhir ini mengganggu pikiranku
Yang menjadi alasanku tersipu malu,
Yang selalu membuat hatiku berbunga melulu

Ini perihal kamu—
Yang selalu nyata dan ada disisiku,
Yang tak pernah paham bahwa aku mencandu senyum mu,
Yang barang sedetikpun tak henti kurindu.

Minggu, 27 Agustus 2017

Aku hanya ingin mengakui

Seusai langit menurunkan tirai gelapnya
Kita berdua duduk bersama
Berbicara entah kemana
Sambil tertawa-tawa

Di dalam hati
Sebongkah bara cinta
Kembali menyala
Tanpa tersentuh api
Ia terlena sendiri

Aku hanya ingin mengakui
Satu hari yang kulalui
Begitu indah kuartikan
Dan sungguh manis kukenangkan

Sabtu, 26 Agustus 2017

Everything is temporary

Everything is temporary.

Your happiness, you joy, your sorrow, your pain, everything. Even people.

I do always say that I’m ready for a Goodbye at the first Hello- for everyone that I met. Because basically, people will come and go, no matter how hard you defend them to stay.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Aku suka

Aku suka,
Aku suka caramu membuat senyum diwajahku

Seperti tadi malam, kita melewati jalanan kota yogyakarta ditemani lampu lampu
Aku dibelakangmu, memelukmu dari belakang
Kita hanyut akan obrolan yang tak jelas
Hingga kita tak sadar kalau sudah melewati jalan ini sebanyak tiga kali
Hahahaha keterlaluan kamu!
Tapi aku suka

“kita mau makan apa yang?” kamu tanya
“apa aja deh, tapi jangan mie aku tadi udah makan itu” aku menjawabnya..
“terus apa dong” katanya sambil tetap memegang tanganku

Hening....
Kemudian aku dengan spontannya bertanya
“kamu suka apa? Suka aku jelas kan, tapi ya jangan aku yg dimakan”
Hahaha lalu kamu tertawa terbahak-bahak, dan pipiku merona!
Ah lucu rasanya.

Kamu selalu bilang padaku
Bukan masalah pergi kemana, tapi pergi sama siapa
Dan aku bahagia.
Hari hariku berwarna semenjak ada kamu.

Ah aku suka!
Suka sekali!
Sangat sangat suka!

Rabu, 02 Agustus 2017

Goodnight

Entah mengapa aku selalu suka saat malam tiba, karena aku dapat mendengar suara hewan bersenandung ria.
Bagiku malam itu menenangkan setelah kamu pergi...
Ya, aku sadari...
Akhir akhir ini jarang sekali ada ucapan selamat malam untukku
Apa mungkin kau sudah menemukan penggantiku?
Yang bisa kau beri ucapan selamat pagi, selamat siang dan bahkan malam.
Ya aku pikir begitu, mengingat kau hanya membalas pesanku saat-saat aku memang akan tidur.
Begini ya?
Entah rasanya seperti aku trauma lagi pada sesosok lelaki.
Aku pikir kamu bisa menghilangkan rasa traumaku, nyatanya memang susah.
Malam ini...........
Ku tulis lagi perasaanku yang mulai samar kepadamu.
Memang aku begitu yakin, tapi saat ini melihat kerenggangan diantara kita
Aku tak yakin akan sampai akhir.
Ah iya aku lupa.
Aku kan hanya pelengkapmu saja disini.
Disana kau bertemu dengan kekasihmu yang nyata.
Aku ini siapa? Bisa-bisanya aku melarangmu untuk tidak melakukan ini dan itu. HAHAHA BODOH!
Mau saja dipermainkan. Tetap saja membuka hati padahal dia datang untuk mencari pelengkap.
Terkadang semesta itu memang lucu, aku berusaha mati-matian untuk mendapatkanmu tapi kamu tidak pernah menjadikan aku pilihanmu. Ya sama saja....
Sekarang lantas aku harus bagaimana?
Menunggumu pulang lalu kita mulai kembali?
Atau...
Kita akhiri saja sampai disini. Lupakan perasaanku lupakan hatiku yang mulai hidup kembali.
Ya! Memang bicara tak semudah praktiknya. Ku akui.
Atau kita tetap seperti ini.
Hubungan “jalani saja dulu” hingga waktu kita berakhir :’)



-malam menuju kepulanganmu, Tuesday, 12:29 am 1 Agustus 2017